Minggu, 29 Juli 2012

Restaurant Tanpa lampu

Kota Paris, Prancis, identik dengan Menara Eiffel yang penuh gemerlap lampu di malam hari. Tak mengherankan, bila Paris juga dijuluki sebagai Kota Cahaya. Namun, setahun terakhir, sebuah restoran di Paris justru membalikkan anggapan tersebut. Restoran ini bernama Dans le Noir.

Betapa tidak, demi menghormati penyandang tunanetra, pengelola restoran tersebut tidak memperkenankan adanya seberkas cahaya sedikit pun di dalam ruangan. Sementara bagi mereka yang belum mempelajari tata cara makan atau table manner pun tidak perlu khawatir. Rumah makan yang para pelayannya adalah tunanetra ini memang sengaja dibuat gelap gulita.

Adapun benda-benda yang tidak diperkenankan berada di dalam ruangan makan itu, antara lain rokok, pemantik, telepon selular, dan jam tangan. Sebab, benda-benda itu dapat memendarkan cahaya yang dilarang dibawa masuk dan diminta dititipkan di bagian depan restoran.

Sebelum memasuki ruang makan, pengunjung dipersilakan memilih hidangan dari daftar menu yang disodorkan. Mereka dapat juga memilih menu kejutan atau baru diketahui saat berada di ruang makan yang gelap gulita.

Buat menghindari pengunjung tersesat atau bertabrakan, mereka tidak dibenarkan meninggalkan kursi tanpa dikawal pelayan. Para pelayan tunanetra itu tidak hanya melayani pesanan makanan dan mengantarnya, mereka juga mengantar para tamu ke kursi masing-masing maupun ke kamar kecil.

Restoran Dans le Noir didirikan sejak 14 Juli 2004. Sejauh ini, restoran unik tersebut telah melayani 35 ribu pengunjung. Rumah makan berkapasitas 58 tempat duduk ini buka hanya untuk sarapan malam, yaitu pada pukul 20.00 hingga 22.00 waktu setempat. Namun, sejak Januari 2005, restoran ini juga buka pada saat jam makan siang dan tetap dalam suasana gelap gulita.

Untuk menikmati dua jenis hidangan, para pengunjung dikenai harga 29 euro atau sekitar Rp 350 ribu. Sementara untuk tiga jenis hidangan tanpa minuman anggur, pelanggan diwajibkan membayar 37 euro atau sekitar Rp 447 ribu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar